Judul : Tentang KamuPenulis : Tere LiyePenerbit : RepublikaTempat Terbit : Jakarta SelatanTahun terbit : 2016Ceatakan : PertamaDeskripsi Fisik : vi, 524 hal. : 13.5x20.5 cmISBN : 978-602-0822-341Jenis Buku : Novel
Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku. Cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita.Terima kasih. Nasihat lama itu benar sekali, aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan.
Halooo, kali ini saya mau mereview
sebuah novel. Judulnya Tentang Kamu. Karya Tere Liye. Menurut saya, novel ini
adalah novel terrrrbagus yang pernah ditulis oleh bang Tere. Walaupun,
novel-novel lainnya juga bagus sih, hehehe. Ini novel keduabelas Tere Liye yang
saya baca. Saya membaca novel ini sekali baca, mungkin sekitar 3-5 jam-an. Saking
bagusnya novel ini saya terus membacanya, sampai saya dimarahin ibuk saya, oke
abaikan wkwk. Yuk kita langsung saja masuk ke isi cerita.
Cerita ini bermula ketika Zaman Zulkarnaen,
seorang pengacara muda yang bekerja di Thompson & Co, sebuah firma hukum di
London mendapat tugas untuk menangani harta warisan dari salah satu klien yang
telah meninggal di Paris. Seorang perempuan tua, bernama Sri Ningsih berusia 70
tahun mewariskan aset berbentuk saham yang bernilai 1 miliar poundsterling atau
setara dengan 19 triliun rupiah. Namun, sang klien ini, tidak tinggal di tempat
yang mewah, klien ini tinggal di sebuah panti jompo dekat menara Eiffel. Zaman
hanya diberikan surat keterangan pemilik sah saham, tidak ada surat wasiat.
Berbekal diary Sri Ningsih, yang
didapatkannya di Panti Jompo, zaman mulai menelusuri kehidupan Sri Ningsih.
Ternyata di dalam diary ini dibagi menjadi 5 juz. Sesuai dengan tempat
kehidupan Sri.
Juz pertama, tentang kesabaran,
tahun 1946-1960. Penelusuran pertama yaitu pulau Bungin, Sumbawa, tempat
kelahiran Sri Ningsih. Di pulau Bungin ini Sri kehilangan ibunya saat
melahirkannya. Beberapa tahun kemudian setelah bapaknya menikah lagi, bapaknya
juga meninggal, menyusul ibunya. Sri saat itu tinggal dengan ibu tirinya, yang
tiba-tiba berubah menjadi suka marah-marah. Sri baru berumur 9 tahun, tapi dia
yang mengurusi urusan rumah tangga, seperti memasak, mencari uang. Di pulau
Bungin ini Sri melewati banyak sekali masalah, tetapi dia selalu sabar
menghadapinya.
Juz kedua, tentang persahabatan,
tahun 1961-1966. Penelusuran kedua, yaitu Surakarta, tepatnya di Madrasah Kiai
Ma’sum. Tempat Sri dan adik tirinya, Tilamuta menuntut ilmu. Di Surakarta Sri
mempunyai 2 sahabat yaitu Nur dan Lastri. Tapi karena suatu kesalahpahaman,
persahabatan yang dulunya indah menjadi berantakan. Terjadi pemberontakan yang
dipimpin oleh Lastri. Tilamuta, adik Sri ditemukan meninggal. Disini Zaman
diberi sebuah kotak yang berisi surat-surat Sri kepada Nur.
Juz ketiga, tentang keteguhan hati,
tahun 1967-1979. Penelusuran ketiga yaitu Jakarta. Tempat dimana Sri jatuh
bangun dengan usahanya. Dari bab ini, kita tahu bagaimana Sri bisa memiliki
warisan sebanyak 1 miliar poundsterling.
Juz keempat, tentang cinta, tahun
1980-1999. Penelusuran selanjutnya yaitu London. Sri yang sudah berumur 37
tahun bekerja sebagai supir bus dan bertemu dengan Hakan, pemuda berumur 39
tahun asal Turki. Mereka berdua jatuh cinta dan akhirnya menikah. Tapi
kebahagiaan ini tidak bertahan lama. Karena saat Sri hamil untuk pertama
kalinya, bayinya tidak selamat, begitu juga untuk yang kedua kalinya. Beberapa
tahun setelah itu, Hakan juga meninggal.
Juz kelima, tentang
memeluk semua rasa sakit. Tahun 2000- ....
penelusuran kali ini yaitu Paris. Di sebuah panti jompo, tempat tinggal Sri
Ningsih terakhir kalinya. Dalam penelusuran kali ini, Zaman mendapat informasi
bahwa Tilamuta, adik Sri ternyata masih hidup, Zaman juga menyelidiki seorang
perempuan tua bernama Ningrum yang mengaku sebagai mertua Tilamuta. Setelah
diselidiki ternyata Ningrum adalah Lastri, sahabat Sri waktu di Surakarta.
Dalam bab ini juga ternyata di dalam kotak yang diberikan Nur, terdapat surat
wasiat Sri.
Nah, itu ringkasan dari isi cerita.
Bagaimana? Luar biasa bukan? Novel ini juga novel ke…… (berapa ya? Lupa hehehe)
yang membuat saya mengeluarkan air mata.
Yaitu saat Sri kehilangan Bapaknya, saat Sri kehilangan ibuk tirinya karena
kebakaran, saat Sri kehilngan 2 anaknya, dan masih banyak lainnya. Tere liye
emang selalu bisa membawa pembaca untuk merasakan langsung bagaimana perasaan
si Tokoh. Novel Tere Liye selalu sarat akan makna. Oh iya, kalian tahu? Saya pernah
mengikuti Meet & Great Tere Liye, di situ Tere Liye menceritakan bahwa
dalam membuat novel ini, butuh 2 tahun (kalo gak lupa ya, hehe) untuk menyelesaikannya.
Jadi selama 2 tahun itu, Tere Liye melakukan riset, survey, pokoknya menyusun
segala ide di dalam otaknya. Tidak heran jika novelnya bisa sebagus ini.
Novel ini mengangkat tema
tentang Biografi, karena dalam novel ini menceritakan perjalanan hidup Sri
Ningsih dari awal sampai akhir. Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu Maju
dan Mundur. Maju, pada masa sekarang, ada seorang pengacara bernama Zaman
Zulkarnaen yang menelusuri kehidupan Sri Ningsih. Mundur, flashback ke masa
lalu, ketika Sri Ningsih menjalani kehidupannya.
Dalam
novel ini, Sri digambarkan dengan sosok yang pekerja keras, patuh pada orang
tua, walaupun ibu tirinya suka marah-marah, tetapi Sri selalu menuruti
perintahnya. Sri juga seorang yang baik hatinya, tidak pernah sekalipun
berprasangka buruk pada orang lain. Zaman Zulkarnaen sebagai pengacara juga
gigih dalam bekerja, dia tidak mau menyerah sebelum mendapatkan informasi
tentang Sri. Hakan, suami Sri orang yang sangat penyayang. Saat Sri menjadi
supir bus, dia rela memutar arah hanya untuk melihat Sri. saat Sri kehilangan
anaknya, Hakan juga sedih, tapi dia tidak pernah memperlihatkan kesedihannya,
dia terus menghibur Sri.
Novel ini berbeda dengan
novel-novel Tere Liye sebelumnya, karena dalam novel ini menggunakan setting dalam
negeri dan luar negeri yaitu London dan Paris. Tepatnya terdapat 5 tempat yang
digunakan, yaitu Sumbawa, tempat kelahiran Sri. Surakarta, tempat Sri menuntut
ilmu di Madrasah Kiai Ma’sum. Jakarta, tempat Sri membangun usahanya dari
nol. London, tempat Sri menemukan
jodohnya. Paris, tempat Sri meninggal dunia.
Bukan Tere Liye namanya jika
membuat novel tanpa amanat yang sangat ngena. Buanyaaak sekali amanat yang
terkandung dalam novel ini. Seperti, Kita harus selalu sabar dalam menghadapi
apapun, seperti Sri Ningsih yang selalu sabar dalam menghadapi kemarahan ibu
tirinya. Jangan putus asa dalam melakukan sesuatu. Jadilah sahabat yang baik,
yang suka menolong sahabatnya. Jangan menghianati sahabatnya. Jangan gelisah
jika belum menemukan cintanya, karena cinta akan datang dengan sendirinya.
Seperti Sri Ningsih yang baru menemukan cintanya ketika berumur 37 tahun. Tidak
ada yang bisa menyembuhkan luka hati selain keikhlasan.
Oh iya saya kasih bonus
kutipan-kutipan bagus yang bisa dibuat status atau sejenisnya.
- “Selemah apapun fisik sesorang, semiskin apapun dia,sekali di hatinya punya rasa sabar, dunia tidak bisa menyakitinya.” (hal. 48)
- “Saat kita sudah melakukan yang terbaik dan tetap gagal, apalagi yang harus kita lakukan? Berapa kali kita harus mencoba hingga kita tahu bahwa kita ada pada batas akhirnya? Berapa kali kita harus menerima kenyataan bahwa kita memang tidak berbakat, sesuatu itu bukan jalan hidup kita, lantas melangkah mundur? Aku sekarang tau jawabanya. Terimakasih atas pelajaran tentang keteguhan. Aku tau sekarang. Pertanyaan paling penting adalah bukan berapa kali kita gagal, melainkan berapa kali kita bangkit lagi, lagi, dan lagi dan lagi setelah gagal tersebut. Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x lagi.” (hal. 210)
- “Cinta memang tidak perlu ditemukan. Cinta-lah yang akan menemukan kita.” (hal. 286)
- “Mencintaimu telah memberikanku keberanian, dan dicintai olehmu telah memberikanku kekuatan."
Okeee
sekian review novel dari saya, jika ada yang kurang jelas monggo ditanyakan. J
Tere Liye memang selalu menjadi penulis favorit saya. Lewat novel yang berjudul tentang kamu ini, kita disuguhkan oleh kisah hidup ningsih yang menurut saya penuh perjuangan, kisah tragis dan sedih, yang mana sangat layak untuk dijadikan sebagai tauladan. Aku suka banget sama novel ini, huhuhuh
BalasHapusSalam kenal btw, Kreta Amura