Jumat, 05 Mei 2017

Review Novel Tentang Kamu karya Tere Liye

   

Judul                           : Tentang Kamu
Penulis                        : Tere Liye
Penerbit                       : Republika
Tempat Terbit             : Jakarta Selatan
Tahun terbit                : 2016
Ceatakan                     : Pertama
Deskripsi Fisik            : vi, 524 hal. : 13.5x20.5 cm
ISBN                            : 978-602-0822-341
Jenis Buku                   : Novel




Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku. Cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita.

Terima kasih. Nasihat lama itu benar sekali, aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.

Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan.
           Halooo, kali ini saya mau mereview sebuah novel. Judulnya Tentang Kamu. Karya Tere Liye. Menurut saya, novel ini adalah novel terrrrbagus yang pernah ditulis oleh bang Tere. Walaupun, novel-novel lainnya juga bagus sih, hehehe. Ini novel keduabelas Tere Liye yang saya baca. Saya membaca novel ini sekali baca, mungkin sekitar 3-5 jam-an. Saking bagusnya novel ini saya terus membacanya, sampai saya dimarahin ibuk saya, oke abaikan wkwk. Yuk kita langsung saja masuk ke isi cerita.
Cerita ini bermula ketika Zaman Zulkarnaen, seorang pengacara muda yang bekerja di Thompson & Co, sebuah firma hukum di London mendapat tugas untuk menangani harta warisan dari salah satu klien yang telah meninggal di Paris. Seorang perempuan tua, bernama Sri Ningsih berusia 70 tahun mewariskan aset berbentuk saham yang bernilai 1 miliar poundsterling atau setara dengan 19 triliun rupiah. Namun, sang klien ini, tidak tinggal di tempat yang mewah, klien ini tinggal di sebuah panti jompo dekat menara Eiffel. Zaman hanya diberikan surat keterangan pemilik sah saham, tidak ada surat wasiat.
            Berbekal diary Sri Ningsih, yang didapatkannya di Panti Jompo, zaman mulai menelusuri kehidupan Sri Ningsih. Ternyata di dalam diary ini dibagi menjadi 5 juz. Sesuai dengan tempat kehidupan Sri.
            Juz pertama, tentang kesabaran, tahun 1946-1960. Penelusuran pertama yaitu pulau Bungin, Sumbawa, tempat kelahiran Sri Ningsih. Di pulau Bungin ini Sri kehilangan ibunya saat melahirkannya. Beberapa tahun kemudian setelah bapaknya menikah lagi, bapaknya juga meninggal, menyusul ibunya. Sri saat itu tinggal dengan ibu tirinya, yang tiba-tiba berubah menjadi suka marah-marah. Sri baru berumur 9 tahun, tapi dia yang mengurusi urusan rumah tangga, seperti memasak, mencari uang. Di pulau Bungin ini Sri melewati banyak sekali masalah, tetapi dia selalu sabar menghadapinya.
            Juz kedua, tentang persahabatan, tahun 1961-1966. Penelusuran kedua, yaitu Surakarta, tepatnya di Madrasah Kiai Ma’sum. Tempat Sri dan adik tirinya, Tilamuta menuntut ilmu. Di Surakarta Sri mempunyai 2 sahabat yaitu Nur dan Lastri. Tapi karena suatu kesalahpahaman, persahabatan yang dulunya indah menjadi berantakan. Terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Lastri. Tilamuta, adik Sri ditemukan meninggal. Disini Zaman diberi sebuah kotak yang berisi surat-surat Sri kepada Nur.
            Juz ketiga, tentang keteguhan hati, tahun 1967-1979. Penelusuran ketiga yaitu Jakarta. Tempat dimana Sri jatuh bangun dengan usahanya. Dari bab ini, kita tahu bagaimana Sri bisa memiliki warisan sebanyak 1 miliar poundsterling.
            Juz keempat, tentang cinta, tahun 1980-1999. Penelusuran selanjutnya yaitu London. Sri yang sudah berumur 37 tahun bekerja sebagai supir bus dan bertemu dengan Hakan, pemuda berumur 39 tahun asal Turki. Mereka berdua jatuh cinta dan akhirnya menikah. Tapi kebahagiaan ini tidak bertahan lama. Karena saat Sri hamil untuk pertama kalinya, bayinya tidak selamat, begitu juga untuk yang kedua kalinya. Beberapa tahun setelah itu, Hakan juga meninggal.
                        Juz kelima, tentang memeluk semua rasa sakit. Tahun 2000- .... penelusuran kali ini yaitu Paris. Di sebuah panti jompo, tempat tinggal Sri Ningsih terakhir kalinya. Dalam penelusuran kali ini, Zaman mendapat informasi bahwa Tilamuta, adik Sri ternyata masih hidup, Zaman juga menyelidiki seorang perempuan tua bernama Ningrum yang mengaku sebagai mertua Tilamuta. Setelah diselidiki ternyata Ningrum adalah Lastri, sahabat Sri waktu di Surakarta. Dalam bab ini juga ternyata di dalam kotak yang diberikan Nur, terdapat surat wasiat Sri.
            Nah, itu ringkasan dari isi cerita. Bagaimana? Luar biasa bukan? Novel ini juga novel ke…… (berapa ya? Lupa hehehe) yang membuat  saya mengeluarkan air mata. Yaitu saat Sri kehilangan Bapaknya, saat Sri kehilangan ibuk tirinya karena kebakaran, saat Sri kehilngan 2 anaknya, dan masih banyak lainnya. Tere liye emang selalu bisa membawa pembaca untuk merasakan langsung bagaimana perasaan si Tokoh. Novel Tere Liye selalu sarat akan makna. Oh iya, kalian tahu? Saya pernah mengikuti Meet & Great Tere Liye, di situ Tere Liye menceritakan bahwa dalam membuat novel ini, butuh 2 tahun (kalo gak lupa ya, hehe) untuk menyelesaikannya. Jadi selama 2 tahun itu, Tere Liye melakukan riset, survey, pokoknya menyusun segala ide di dalam otaknya. Tidak heran jika novelnya bisa sebagus ini.
Novel ini mengangkat tema tentang Biografi, karena dalam novel ini menceritakan perjalanan hidup Sri Ningsih dari awal sampai akhir. Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu Maju dan Mundur. Maju, pada masa sekarang, ada seorang pengacara bernama Zaman Zulkarnaen yang menelusuri kehidupan Sri Ningsih. Mundur, flashback ke masa lalu, ketika Sri Ningsih menjalani kehidupannya.
            Dalam novel ini, Sri digambarkan dengan sosok yang pekerja keras, patuh pada orang tua, walaupun ibu tirinya suka marah-marah, tetapi Sri selalu menuruti perintahnya. Sri juga seorang yang baik hatinya, tidak pernah sekalipun berprasangka buruk pada orang lain. Zaman Zulkarnaen sebagai pengacara juga gigih dalam bekerja, dia tidak mau menyerah sebelum mendapatkan informasi tentang Sri. Hakan, suami Sri orang yang sangat penyayang. Saat Sri menjadi supir bus, dia rela memutar arah hanya untuk melihat Sri. saat Sri kehilangan anaknya, Hakan juga sedih, tapi dia tidak pernah memperlihatkan kesedihannya, dia terus menghibur Sri.
Novel ini berbeda dengan novel-novel Tere Liye sebelumnya, karena dalam novel ini menggunakan setting dalam negeri dan luar negeri yaitu London dan Paris. Tepatnya terdapat 5 tempat yang digunakan, yaitu Sumbawa, tempat kelahiran Sri. Surakarta, tempat Sri menuntut ilmu di Madrasah Kiai Ma’sum. Jakarta, tempat Sri membangun usahanya dari nol.  London, tempat Sri menemukan jodohnya. Paris, tempat Sri meninggal dunia.
Bukan Tere Liye namanya jika membuat novel tanpa amanat yang sangat ngena. Buanyaaak sekali amanat yang terkandung dalam novel ini. Seperti, Kita harus selalu sabar dalam menghadapi apapun, seperti Sri Ningsih yang selalu sabar dalam menghadapi kemarahan ibu tirinya. Jangan putus asa dalam melakukan sesuatu. Jadilah sahabat yang baik, yang suka menolong sahabatnya. Jangan menghianati sahabatnya. Jangan gelisah jika belum menemukan cintanya, karena cinta akan datang dengan sendirinya. Seperti Sri Ningsih yang baru menemukan cintanya ketika berumur 37 tahun. Tidak ada yang bisa menyembuhkan luka hati selain keikhlasan.
Oh iya saya kasih bonus kutipan-kutipan bagus yang bisa dibuat status atau sejenisnya.
  • “Selemah apapun fisik sesorang, semiskin apapun dia,sekali di hatinya punya rasa sabar, dunia tidak bisa menyakitinya.” (hal. 48) 
  • Saat kita sudah melakukan yang terbaik dan tetap gagal, apalagi yang harus kita lakukan? Berapa kali kita harus mencoba hingga kita tahu bahwa kita ada pada batas akhirnya? Berapa kali kita harus menerima kenyataan bahwa kita memang tidak berbakat, sesuatu itu bukan jalan hidup kita, lantas melangkah mundur? Aku sekarang tau jawabanya. Terimakasih atas pelajaran tentang keteguhan. Aku tau sekarang. Pertanyaan paling penting adalah bukan berapa kali kita gagal, melainkan berapa kali kita bangkit lagi, lagi, dan lagi dan lagi setelah gagal tersebut. Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x lagi.” (hal. 210)
  • “Cinta memang tidak perlu ditemukan. Cinta-lah yang akan menemukan kita.” (hal. 286)
  • “Mencintaimu telah memberikanku keberanian, dan dicintai olehmu telah memberikanku kekuatan."
Okeee sekian review novel dari saya, jika ada yang kurang jelas monggo ditanyakan. J


1 komentar:

  1. Tere Liye memang selalu menjadi penulis favorit saya. Lewat novel yang berjudul tentang kamu ini, kita disuguhkan oleh kisah hidup ningsih yang menurut saya penuh perjuangan, kisah tragis dan sedih, yang mana sangat layak untuk dijadikan sebagai tauladan. Aku suka banget sama novel ini, huhuhuh
    Salam kenal btw, Kreta Amura

    BalasHapus