Halo teman-teman! Kali
ini saya akan menulis tentang salah satu tugas dari mata kuliah Manajemen
Perpustakaan dari dosen teeeerrrkecee yaitu Ibu Labibah. Oh iya, tugas ini
merupakan tugas kelompok, satu kelompok terdiri dari 10 orang. Kelompok saya terdiri
dari saya sendiri, Adilfiya Noor Fiqis, Nur Istiana, Aulia Rahmayanti Utami,
Novi Indastuti, Rizki Putri Arbi Sari, Nining Dahlia, Wiwit Widi Rahayu, Rizki
Agus Prayitno dan Ade Nurmusthofa. Tugas ini merupakan tugas praktek lapangan
yang benar-benar di perpustakaan. Jadi, tugas Manajemen Perpustakaan yaitu
mengolah sebuah perpustakaan mana saja (missal, perpustakan SD/MI, SMP, SMA
atau lainnya) yang perpustakaan tersebut belum berfungsi dengan baik. Maksud
dari belum berfungsi dengan baik yaitu perpustakaan tersebut tidak dipakai
dengan semestinya, perpustakaan tersebut hanya dipakai sebagai tempat pajangan
atau gudang. Nah tugas dari kita yaitu mengubah perpustakaan tersebut agara
bisa dimanfaatkan dengan baik.
Kelompok 2 Manajemen Perpustakaan
Dimulai
dari pencarian tempat perpustakaan. Disini kita mencari perpustakaan yang
benar-benar tidak berfungsi, berbagai usulan pun muncul. Akhirnya kita memilih
saran dari Istiana yaitu MI Grojogan yang merupakan tempat sekolah Istiana
dulu. MI Grojogan terletak di Jl. Imogiri Tim., Wirokerten,
Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertama kita datang ke MI
Grojogan kita disambut baik oleh pihak sekolah, kemudian kita langsung melihat
ke ruangan perpustakaannya. Dan perpustakaannya memang tidak berfungsi dengan
baik, karena di dalam perpustakaannya terdapat alat-alat hadroh, alat-alat
praktek, ember, dan benda-benda lainnya yang tidak seharusnya ada di
perpustakaan. Setelah kita melihat-melihat ruangan perpustakaannya, kita
mendiskusikan apa yang akan dilakukan kita di perpustakaan selama 3 bulan
kedepan dan hasil diskusi tersebut dibuat renstra yang kemudian dipresentasikan
di kelas.
Kondisi saat pertama kali ke perpustakaan MI Grojogan
Setelah presentasi, kita mulai terjun ke lapangan. Hal pertama
yang kita dilakukan disana adalaha memilah buku yang akan disiang, karena buku
yang ada di perpustakaan itu sudah laaamaaaaa bangeeeet! Bahkan ada yang
terbitan tahun 1978, aku aja belum lahir hehehe. penyiangan ini memakan
waktu yang cukup lama, selain melakukan penyiangan kita juga membersihkan buku
yang masih bisa dipakai. Setelah melakukan penyiangan, kita bingung apa yang
akan dilakukan selanjutnya, karena sekolah belum memberikan kepastian tentang
apakah perpustakaan tersebut akan diotomasi atau dibuat manual. Nah, karena hal
ini, kita diminta langsung oleh Bapak Kepala Sekolah untuk melakukan audiensi
di depan Bapak Kepala Yayasan, Bapak Ketua Komite dan Bapak Kepala Sekolah,
Bapak Ketua TU dan lainnya. Tentu saja kita sangat senang, karena itu berarti
kita dipercaya sekolah untuk mengolah perpustakaan. Audiensi dilakukan pada
hari Sabtu, 4 November 2017, disana kita memaparkan apa-apa saja yang
dibutuhkan untuk perpustakaan, dari mulai rak buku, komputer, karpet, meja
baca, dan lainnya. Alhamdulillah audiensi berjalan dengan lancar.
Setelah audiensi tersebut, diputuskan juga akhirnya
perpustakaan akan menggunakan sistem otomasi. Sambil menunggu komputer datang,
kira-kira satu minggu, kita mulai menginventarsasi buku-buku yang ada di
perpustakaan. Oh iya ini yang paling penting, kita biasanya datang seminggu dua
kali pada hari Selasa mulai habis dhuhur dan Jum’at mulai jam 10.00, dan ketika
kita sampai di perpustakaan kita tidak langsung mengolah perpustakaan, tetapi hamper
semua dari kita pasti mampir ke warung sebelah untuk beli TEMPURA dan CAPCIN! Hahaha…
itulah enaknya kelompok kita, bebas… mau mulai jam berapa aja, mau selesai jam
berapa aja, karena sekolah sudah memberi kepercayaan kepada kita. Lanjut lagi
ke pengolahan, setelah sekitar 1 bulan lebih kita kesana, pengecetan
perpustakaan mulai dilaksanakan. Sebelumnya pihak sekolah meminta saran kepada
kita warna apa yang cocok untuk perpustakaan, lalu kita menyarankan warna baby
blue, dan pihak sekolah meminta warna lain selain baby blue, karena akan dibuat
gradasi, akhirnya pihak sekolah memutuskan warna ungu muda. Sewaktu pengecetan
dilaksanakan, kita tidak bisa menggunakan ruang perpustakaan untuk melakukan
inventarisasi, jadi kita meminjam kelas siswa.
Foto saat inventarisasi di kelas
Konsisi saat pengecetan
Setelah
inventarisasi selesai, salah satu dari kita menginstal SLIMS untuk otomasi
perpustakaan, kita menggunakan SLIMS yang terbaru yaitu SLIMS akasia. Oh iya, waktu itu gak tau kapan tepatnya sewaktu kita masuk ke perpustakaan sudah ada rak-rak baru yang berjejer rapi di dalam perpustakaan, ternyata rak yang dipesan sudah tiba, dan itu sudah ditata langsung oleh pak tukang. setelah ada rak-rak datang kita mulai menaruh buku yang tidak terpakai (yang sudah disiangi) ke gudang yang terletak di lantai atas. Kita menaruh buku ke atas dengan cara estafet, jadi tidak terlalu capek. Kemudian setelah itu kita
mulai menginput buku, tetapi hanya 1 orang yang menginput. Karena jika semua
anggota ingin meninput, harus connect ke Wi-Fi, sedangkan Wi-Fi sekolah tidak
sampai ke perpustakaan. Kemudian salah satu dari kita mengusulkan bagaimana
jika menggunakan access point seperti yang telah dijelaskan di mata kuliah
Otomasi Perpustakaan. Lalu kita mengusulkan kepada pihak sekolah dan pihak
sekolah menyetujui. Setelah pihak sekolah memberikan dana, kita langsung
membeli access point dan langsung memasangnya. Dan setelah itu kita bisa
menginput sendiri-sendiri melalui laptop masing-masing.
Pada
hari ini, Kamis 21 Desember 2017, kita tidak melanjutkan input buku, karena
besok merupakan deadline untuk mengumpulkan laporan apa yang sudah kita lakukan
di perpustakaan MI Grojogan. Sebagai gantinya, kita mulai mengerjakan laporan
tersebut, tetapi juga ada yang melanjutkan untuk input buku.
Kondisi terakhir perpustakaan
Nah,
sampai disini dulu ya teman-teman cerita kelompok 2 manajemen perpustakaan,
semoga pengolahan yang dilakukan di perpustakaan MI Grojogan bisa terselesaikan
dengan baik. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar